Dicintai Tanpa Daftar Anak Baik

  |  

Film-film yang terbit di musim dingin bulan Desember biasanya selalu melibatkan seorang tokoh utama yang disebut Santa Claus. Pria berjanggut putih yang gemuk, berpakaian dominan merah dengan aksen putih, yang pekerjaannya mengantarkan hadiah kepada setiap anak yang namanya tertulis dalam ‘Daftar Anak Baik’, yaitu mereka yang tidak melakukan kenakalan. Tanpa sadar penggambaran ini membuat setiap penonton kecil menjadi percaya, bahwa mereka hanya akan dicintai apabila mereka berbuat baik, dan tiada cinta tersisa bagi anak nakal. Penonton kecil itu kini bertumbuh dewasa, mungkin bertumbuh menjadi dirimu, yang juga percaya bahwa kamu hanya bisa mendapatkan hadiah hidup kekal jika kamu melakukan kebaikan.

Ada sesuatu yang istimewa dari hadiah hidup kekal. Saat dunia hanya memberikan syarat dan ketentuan khusus agar layak masuk sorga, Yesus memberikan diriNya sebagai jaminan bahwa siapapun yang percaya kepadaNya akan memperoleh hidup yang kekal. Sebuah pemberian yang tidak membutuhkan kualifikasi agar seseorang dapat menerimanya. Dalam konteks modern, pemberian ini dapat digambarkan dalam berbagai kisah.

Seorang pengemis yang biasa memakan makanan sisa dari sebuah restoran tiba-tiba menemukan potongan kertas lotre di atas potongan selada. Ia memang sudah beberapa kali membelinya untuk keberuntungan setiap akhir pekan. Tapi kali itu nomor yang tertera di halaman surat kabar menunjukkan bahwa ia adalah pemenangnya. Berkat hal itu, ia memperoleh uang sebesar 3 Milyar per tahun selama 20 tahun ke depan.

Di bagian dunia lainnya, seorang pengusaha travel baru saja ditimpa kemalangan. Perjalanan mewah yang telah dirancangkannya sejak lama ke suatu negara mendadak tidak dapat dilakukan karena terjadi perang di negara tersebut. Sayangnya, modal yang ia peroleh dari seorang investor telah ia bayarkan kepada seluruh pihak perjalanan tersebut. Ia telah berusaha mencari pinjaman untuk mengembalikan modal investor, namun tidak berhasil. Dengan ketakutan ia menemui investor dengan membawa sebuah kontrak bahwa ia akan melunasinya dengan cicilan. Tanpa disangka, investor tersebut merobek kontrak tersebut tanpa menghapuskan hutangnya.

Seorang gadis baru saja meninggalkan rumahnya setelah perdebatan sengit dengan ayahnya. Ia tidak bisa percaya bahwa pakaian mini yang dikenakannya, tato dan tindik yang dibuatnya, semua hal menyenangkan yang sangat ia nikmati, dianggap sebagai hal yang memalukan oleh ayahnya. Ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan pergi ke kota lain. Ia mendapat tempat tinggal dan penghasilan yang besar dengan melacur, sampai suatu hari ia diusir dan harus tinggal di jalanan. Lalu ia pun memutuskan untuk kembali kerumah dan sesampainya di halte bus, tanpa disangka ia melihat seluruh keluarganya sedang menunggunya sambil melebarkan spanduk yang bertuliskan “Welcome Home”.

Sekarang katakan kepadaku, mana bagian dari hidupmu yang membuatmu tidak layak menerima pemberian itu? Semua kisah di atas menunjukkan kepada kita satu hal; bahwa kita dicintai bukan karena apa yang dapat kita lakukan untuk Dia. Tidak ada perbuatan baik yang dapat membuatmu diterima. Tidak ada “Daftar Anak Baik” yang tertulis dalam genggamanNya. Kamu dicintai apa adanya, bukan karena apa yang dapat kamu lakukan untuk Dia.

Marilah, baiklah kita berperkara! –firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

-Yesaya 1:18-